Sebagai umat Islam, Anda harus mengetahui semua hal mengenai kitab suci Al Qur’an. Termasuk mengenai turunya Al Qur’an yang melalui Nabi Muhammad SAW. Pada zaman Rasulullah, bentuknya belum kitab atau buku seperti saat ini. Ahli sejarah mengatakan bahwa para sahabat menuliskan wahyu Allah SWT berdasarkan hafalan. 

Kemudian, untuk penyusunannya diprakarsai oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq seperti yang sudah diusulkan oleh Umar bin Khattab dan sahabat nabi lainnya. Tapi, saat itu media yang digunakan untuk menuliskan wahyu Allah SWT adalah lempengan batu, pelepah kurma, kulit hewan, daun lontar dan masih banyak lagi.

Namun, seiring berkembangnya zaman banyak perubahan yang terjadi sehingga membuat sebagian arsip Al Qur’an tak bertahan lama. Masih ada lima naskah tertua yang terselamatkan dan disimpan dengan baik, yaitu :

Tubingen Fragment yang Ada di Jerman

Sesuai dengan sejarah yang ada, perkiraan naskah ini ditulis tahun 649 M-675 M. Lebih tepatnya waktu itu 20-40 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Kemudian, setelah ditemui di Jerman akhirnya naskah ini disimpan di Universitas Tubingen setelah melalui uji penanggalan radiokarbon. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah temuan tersebut termasuk Al Qur’an tertua di dunia atau tidak. 

Naskah Al Qur’an Tertua di Inggris

Penemuan naskah yang satu ini sebenarnya dari ketidaksengajaan. Karena pada saat itu naskah Al Qur’an satu ini menjadi satu dengan Mingana Collection yang terdiri atas 3000 dokumen dari Timur Tengah. 

Kemudian, naskah ini dimasukkan pada ui penanggalan radiokarbon untuk mengetahui apa sebenarnya naskah kuno tersebut. Setelah diketahui bahwa ternyata itu adalah naskah Al Qur’an akhirnya disimpan di University of Birmingham, Inggris. 

Manuskrip Sana’a di Yaman

Naskah satu ini ditemui pada tahun 1972 ketika dilakukan renovasi di Masjid Agung Sana’a, Yaman. Menurut sejarah, saat itu ditemui banyak sekali naskah dan perkamen Al Qur’an maupun non Al Qur’an yang sudah rusak. Ketika diidentifikasi, akhirnya banyak orang yang yakin bahwa naskah tersebut merupakan bagian dari Al Qur’an. 

Kemudian, beberapa pihak berusaha untuk memulihkan pecahan-pecahan yang ditemui. Setelah selesai, akhirnya naskah tersebut masuk pada uji penanggalan radiokarbon. Sesuai dengan hasil uji, diperkirakan manuskrip ini sudah ada sejak tahun 632 M-671 M. 

Naskah Topkapi di Turki

Kalau penemuan yang satu ini tidak berupa fragmen atau bagian, melainkan Embrio dari Al Qur’an yang kita baca. Bagian yang ditemukan 99% berisi teks Al Qur’an, dimana tersisa 2 halaman alias 23 ayat saja yang hilang. Topkapi ini adalah satu-satunya naskah tertua yang ditemui lebih lengkap dari lainnya. Kemudian, naskah ini disimpan di Museum Istana Topkapi, Turki. 

Codex Parisino-Petropolitanus Tersebar di Beberapa Negara

Manuskrip Al Qur’an yang berasal dari akhir abad ke-7  ini terdiri dari 98 folio. Tapi beberapa folio tersebar di beberapa negara. Yakni, 70 folio di Paris, 26 folio di Rusia, dan sisanya masing-masing satu di Vatikan dan London. Jadi, ketika sudah dikumpulkan menjadi satu bagian naskah. 

Itulah beberapa naskah tertua yang ditemukan dan disimpan di negara yang menyebar. Hal ini bisa dijadikan tambahan wawasan untuk Anda yang beragama Islam. Apalagi hal ini berkaitan dengan kitab suci Al Qur’an sebagai pedoman umat Islam. Tujuannya agar semua orang tahu bahwa turunnya Al Qur’an tidak langsung berbentuk buku seperti yang kita baca sekarang. 


0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya