Islam mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan tahun 900M, di tanah yang dikenal dengan nama al-Andalus. Sekitar 5 juta penduduk umat muslim atau 80% dari populasi tinggal disana. Menjadi masyarakat yang paling maju dan stabil di Eropa di bawah pemerintahan khalifah Umayyah. 

Namun di tahun 1000M, kekhalifahan bubar dan terpecah menjadi negara-negara kecil yang disebut dengan Taifas. Muslim Taifas rentan terhadap invasi dari kerajaan Kristen di utara karena kurangnya persatuan. Satu per satu Taifas, Cordoba, Seville dan Toledo berhasil dijatuhkan kaum Kristen selama 200 tahun.

Gerakan dari Afrika Utara, Murabitun dan Muwwahidun yang memperlambat laju invasi Kristen tidak menghindarkan dari kekalahan karena perpecahan dikalangan umat Islam sendiri. Proses dari kaum Kristen merebut kembali wilayah Spanyol ini dikenal dengan istilah Reconquista.

Kekuasaan Kerajaan Granada

Kerajaan Granada adalah salah satu kerajaan yang masih berdiri di Iberia, bagian selatan Andalus. Dikarenakan Granada adalah salah satu negara Islam yang berhasil melarikan diri dari penaklukan umat Kristen.

Saat jatuhnya Cordoba tahun 1236M, para Emir Granada menandatangani perjanjian khusus dengan kerajaan Kristen paling kuat untuk menjadi negara bawahan (tributary state) dari Kerajaan Castile. Emirate of Granada diizinkan tetap berdiri, namun harus membayar sejumlah pajak tahunan untuk monarki agar tidak diserang oleh Castile. Situasi ini merugikan karena pajak tersebut dapat memperkuat musuh mereka sendiri.

Meski secara militer lebih lemah, Granada mampu bertahan karena faktor geografi. Barisan pegunungannya menjadi pertahanan yang kuat untuk menghalau serangan musuh. Kerajaan Granada terletak didataran tinggi Sierra Nevada Mountains bagian selatan Spanyol. 

Awal Perpecahan Kerajaan Granada

Meski keberadaannya dikelilingi negara-negara Kristen, Granada tetap berdiri sebagai negara bawahan dari Kerajaan Castile selama 250 tahun. Dorongan untuk penaklukan Kerajaan Granada baru di mulai tahun 1469M. Setelah terjadi pernikahan antara Raja Ferdinand dari Aragon dan Ratu Isabella dari Castile, yang menyatukan dua kerajaan Kristen paling kuat dari Semenanjung Iberia.

Peperangan akhirnya terjadi pada tahun 1482M. Prajurit Granada (Granadans) berjuang dengan gagah berani, hingga membuat seorang penulis sejarah Spanyol kagum. Ia menyatakan rasa hormatnya terhadap tentara Muslim dan memberikan istilah “Moor” dan budayanya disebut Moorish.

Sikap Moor yang berjuang dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan segenap hatinya dalam pertempuran. Sebagai lelaki pemberani yang membela istri, anak, dan hidupnya. Sementara di sisi lain, para penguasa Muslim tidak bersikap demikian.

Granada saat itu mengalami pergolakan politik. Para pemimpin muslim saling bertentangan dan saling ingin melengserkan. Banyak yang diam-diam bekerja sama dengan kerajaan Kristen karena menginginkan imbalan kekuasaan dan kekayaan.

Setahun sebelum perang pada 1483M, anak sultan Granada, Muhammad, memicu perang saudara dengan melakukan pemberontakan terhadap ayahnya. Raja Ferdinand mendukung upaya Muhammad dalam perang saudaranya hingga berhasil merebut kekuasaan dan menduduki Granada pada tahun 1490M.

Pertahanan Terakhir

Setelah berhasil berkuasa atas Kerajaan Granada, Muhammad menerima surat dari Raja Ferdinand yang menuntutnya untuk menyerahkan kota Granada. Hal ini mengejutkan sekaligus membuatnya tersadar bahwa ia telah dimanfaatkan.

Muhammad meminta bantuan dari kerajaan Muslim dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Namun yang datang hanya angkatan laut Ottoman kecil yang menyerbu pantai Spanyol. Kota Granada dikepung tentara Ferdinand dan Isabella. Dengan terpaksa Muhammad menandatangani perjanjian untuk menyerahkan kekuasaan pada November 1491M.

Perjanjian mulai berlaku pada 2 Januari 1492, secara resmi tentara Kristen menduduki istana Alhambra dan menguasai negara Muslim terakhir dari al-Andalus. Mereka menandai kemerdekaan dengan memasang bendera dan mendirikan salib perak raksasa untuk menakuti rakyat Muslim disana. Dan Sultan Muhammad pun diasingkan.

Meski awalnya umat Muslim dijanjikan kebebasan beragama dan tidak diganggu, akhirnya pada tahun 1502M secara resmi Islam dilarang di Granada. Umat muslim berimigrasi ke Afrika Utara atau menyembunyikan keyakinan mereka. Hingga awal tahun 1600M, tidak ada Muslim yang tersisa di Spanyol.


0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya