Kisah keluarga Nabi Yaqub AS harus menjadi teladan bagi setiap orang tua, terutama bagi seorang bapak. Dia adalah nabi dan rasul kesepuluh yang harus dipercayai. Dia melanjutkan dakwah orang tuanya, Nabi Ishak AS dan kakeknya Nabi Ibrahim AS. 

Dia pun mewariskan dakwah yang ia lakukan kepada anak lelakinya, Nabi Yusuf AS. Lalu, bagaimanakah kisah yang dapat diteladani dari keluarga Nabi Yaqub? Simak pembahasannya berikut ini.

Meneladani Sikap Gigih

Yaqub tumbuh bersama saudara kembarnya Ishu. Mereka tetap harmonis sampai terjadi perselisihan dan ia diminta menemui pamannya, Laban. Ishak juga mengirim pesan kepadanya untuk belajar dan menikah dengan putra pamannya tersebut.

Sesampainya di Fadan A'ram, ia langsung mencari rumah Paman Laban. Dia pun menerima sambutan hangat. Dia menyampaikan pesan ayahnya bahwa ia akan menikah dengan putri Laban. Laban memiliki dua orang putri yang cantik, Laiya dan Rahil. Laban menerima permintaan tersebut, namun dengan syarat ia harus bekerja di ladang Laban selama 7 tahun.

Setelah tujuh tahun giat bekerja, dia mengutarakan niatnya untuk menikahi Rahir. Namun Laban mengatakan bahwa ia tidak bisa menikah dengan Rahir karena Rahir memiliki saudara yang belum menikah. Dia hanya bisa menikah dengan Rahir sampai dia bekerja di peternakan selama tujuh tahun lagi.

Yakub pun menuruti permintaan pamannya. Dia menikah dengan Laiya. Ia pun menikahi Rahil tujuh tahun kemudian.

Nabi Yaqub Orang Tua yang Menyayangi Anak-Anaknya

Setelah ia menikah dengan Laiya dan Rahir, ia menikahi dua wanita lainnya, yaitu budak Laiya dan Rahir. Dari empat istri, Yakub memiliki dua belas anak. Yusuf lahir dan menjadi anak ke 11 dari Rahil. Setelahnya, anak ke-12 yang bernama Bunyamin lahir.

Sebagai seorang ayah, ia memberikan perhatian dan kasih sayang yang sama kepada semua anaknya. Termasuk dua anak bungsu Yusuf dan Bunyamin. Namun, dalam diri Yusuf dan Bunyamin, dia menemukan keunggulan dibandingkan 10 anak lainnya.

Sosok Orang Tua yang Selalu Mendoakan dan Memberikan Nasihat Baik

Ternyata anak-anak yang lebih tua merasa bahwa dia lebih mengasihi Yusuf dan Bunyamin. Hal ini membuat mereka sering memerintah Yusuf dan Bunyamin.

Hingga suatu saat, ia memanggil anak-anaknya dan menasehati untuk tidak berbuat salah kepada saudaramu sendiri. Sepuluh anaknya tidak menerima nasihat ayah mereka. Mereka merasa dituduh melakukan perbuatan salah pada saudara mereka.

Suatu hari, Yusuf mendatangi ayahnya dan memberi tahu tentang mimpi yang baru saja dialami. Ayahnya kemudian mulai mengajarkan Yusuf banyak ilmu tafsir. Namun, hal ini justru menimbulkan kecemburuan pada anak-anak lain.

Kecemburuan ini menyebabkan hati kakak-kakak Yusuf terluka. Saat menggembalakan domba, Yusuf dilempar ke sumur tua yang kering. Kemudian, kesepuluh anak tersebut melaporkan kepada ayah mereka bahwa Yusuf diserang oleh serigala dan dipisahkan dari mereka.

Dia mendengar cerita tentang putranya dan sangat sedih. Kemudian ia pun berdoa untuk keselamatan anaknya, Yusuf.

Memohonkan Ampun Atas Dosa Anak-Anaknya

Beberapa tahun berlalu, hingga kekeringan melanda Palestina. Nabi Yakub kemudian memerintahkan putranya untuk mengunjungi Mesir untuk mencari makan.

Ketika putra Nabi Yaqub tiba di Mesir, dia bertemu dengan Yusuf yang menjadi Penasihat Raja Mesir. Yusuf kemudian memberi kakak-kakaknya banyak makanan. Yusuf pun menyampaikan bahwa ia ingin bertemu dengan Bunyamin. Setelah makan, kesepuluh bersaudara itu kembali meminta izin kepada ayah mereka untuk pergi ke Mesir bersama Bunyamin.

Setelah Yusuf bertemu dengan Bunyamin, ia meminta saudara-saudaranya untuk membawa ayah mereka tinggal di Mesir.

Setelah sampai di Palestina, keturunan nabi Yusuf memanggil ayahnya. Kemudian mereka menyampaikan pertemuan dengan Yusuf dan meminta maaf kepada ayah mereka. Nabi Yaqub berkata bahwa dia telah meminta kepada Allah untuk mengampuni dosa putra-putranya.

Demikian kisah singkat keluarga Nabi Yaqub. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah tersebut dan mengamalkannya.

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya