Suami adalah sebutan untuk seorang pria yang sudah menikah dan bertanggung jawab untuk menjadi imam yang baik. Pada agama Islam, terdapat banyak tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh seorang suami. Mulai dari menjaga ketentraman rumah tangga hingga memenuhi nafkah lahir dan batin. Tapi, apakah Anda sudah mengetahui bahwa terdapat tingkatan suami sesuai dengan tanggung jawab menurut agama Islam. 

Golongan Suami As-Siddiqin

Tingkatan As-Siddiqin ditempati oleh suami yang sangat peka dan siap siaga untuk melayani istri. Bisa dikatakan siap siaga karena sang istri tidak sampai meminta apapun kepada suami,  mulai dari makanan hingga kebutuhan lain yang lebih besar. Asalkan kebutuhan istri yang dipenuhi itu tidak keluar dari syariat Islam. 

Tapi, perlu para suami ingat bahwa dalam memberikan apapun untuk istri harus benar-benar ikhlas. Jadi, tanpa ada maksud apapun dan tanpa mengharapkan apapun sehingga yang diberikan itu terhitung nafkah. 

Golongan Suami Muqorrobin

Tingkatan suami kedua dalam melaksanakan tanggung jawab adalah Muqorrobin. Sebenarnya hampir sama dengan tingkat pertama, dimana dengan senantiasa memberikan apapun yang diinginkan oleh sang istri. Hanya saja yang membedakan adalah tingkatan kedua ini biasanya diminta terlebih dahulu oleh istri kemudian dengan senang  hati memenuhinya.

Jadi, As-Shiddiqin dengan Muqorrobin ini beda tipis dan termasuk golongan yang bertanggung jawab dalam menafkahi. Dalam sebuah hubungan yang diikat dengan tali pernikahan memang harus saling memberi dan mengasihi. Jadi, tanggung jawab seorang istri kepada suami melayani sedangkan suami pada istri menafkahi dan melindungi. Jadi, bagi Anda yang hendak menuju pernikahan maka persiapkan diri agar bisa menjadi suami siaga.

Golongan Suami yang Soleh

Kemudian, untuk tingkatan ketiga adalah suami yang soleh. Golongan ini merupakan suami yang mampu namun tidak memberikan apapun kepada istrinya. Namun, tidak masalah jika sang istri meminta sesuatu dan menuntut untuk dipenuhi. Apabila hal tersebut sampai terjadi, maka sebagai suami berhak untuk memenuhi permintaannya. 

Salah satu alasan mengapa terdapat tingkatan golongan suami adalah karena memang pribadi satu orang dengan orang lainnya berbeda. Tapi, suami yang masih belum digolongkan pada tingkat pertama seharusnya tetap berusaha untuk terus memperbaiki diri. Dengan demikian, perubahan menjadi lebih baik sebagai suami yang siaga untuk istri dan ayah untuk anak-anaknya akan memberikan keberkahan dalam berkeluarga. 

Golongan Suami Jahat (Fasik)

Tingkatan yang terakhir ini paling mengerikan dan semoga kita dijauhkan dengan orang-orang seperti ini. Tingkatan tersebut adalah golongan untuk suami yang fasik alias jahat. Jika pada tiga tingkatan sebelumnya Anda mengetahui bahwa suami harus bertanggung jawab atas apa yang dibutuhkan oleh sang istri. Berbeda pada tingkatan akhir ini dimana semua itu seolah tidak berlaku. 

Pada golongan fasik sebenarnya suami mampu, namun ia tidak memberikan atau memenuhi tanggung jawabnya kepada istri. Tentu hal ini sama sekali tidak mencerminkan oleh suami yang baik. Oleh karena itu, bagi Anda yang beragama islam pastikan menjadi suami baik dan siap siaga sehingga tergolong pada tingkatan terbaik dalam pemenuhan tanggung jawabnya. 

Keempat golongan tersebut memiliki kondisi yang berbeda-beda dimana tidak semua pria bisa menjadi peringkat pertama. Dalam hal ini, tidak semua pria bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan anjuran Islam. Oleh karena itu, bagi Anda para suami terus perbaiki diri agar bisa menjadi imam terbaik untuk keluarga Islam. 

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya