Meskipun tidak semua orang sudah mengunjungi Ka'bah, tapi tentu semua umat Islam sudah mengetahui apa itu kiswah. Kiswah adalah penutup Ka'bah yang terbuat dari kain dan diganti setiap tanggal 9 Dzulhijjah. Tepatnya pada hari dimana jamaah haji berjalan menuju Bukit Arafah.

Tapi, zaman dahulu masih banyak yang belum mengetahui bahan apa yang digunakan sebagai kiswah itu. Akhirnya, pertanyaan tersebut terjawab ketika masa kepemimpinan Raja Himyar As’ad Abu Bakar yang berasal dari Yaman. Beliau menyebutkan bahwa pelindung Ka'bah itu terbuat dari kain tenun. 

Sebagai umat Islam, tentu kita harus mengetahui semua hal yang berkaitan dengan Ka'bah. Dimana sebagai pusat setiap orang ingin menyentuh dan menciumnya. Tak terkecuali kain pelindungnya yang harus diketahui oleh seluruh umat Islam. Yuk langsung simak penjelasan singkat mengenai sejarah kiswah. 

Kiswah Sudah Digunakan Sejak Zaman Nabi Ismail ‘Alaihissalam (AS)

Lebih jelasnya, Kiswah adalah kain yang digunakan untuk menutup Ka’bah dan saat ini terbuat dari sutra murni. Warna yang digunakan dari dahulu hingga sekarang adalah hitam pekat dengan tambahan kaligrafi sebagai hiasan terbuat dari benang emas dan perak. Menurut sejarah, kiswah ini sudah digunakan sejak zaman Nabi Ismail ‘Alaihissalam (AS) putra dari Nabi Ibrahim AS. 

Tapi, hingga saat ini tidak ditemukan sejarah tentang apa kiswah yang waktu itu digunakan. Mulai dari warna hingga bahan pun tidak diketahui apakah sama berwarna hitam atau tidak. Hanya saja yang diketahui sebatas buka kain bludru. Satu hal yang terpenting kita mengetahui Ka’bah selalu dominan berwarna hitam dengan kaligrafi ayat sucinya yang indah. 

Semenjak kepemimpinan Raja Himyar akhirnya disebutkan bahwa Kiswah yang berwarna hitam dan terbuat dari kain tenun akan bisa melindungi Ka'bah dengan baik. Pemasangan kain pelindung ini memang sudah dianggap tradisi bagi masyarakat Arab yang berkembang sejak zaman Ismail dan dilanjutkan oleh penerusnya. 

Pemasangan Kiswah Menjadi Tanggung Jawab Masyarakat Arab Suku Quraisy

Masa Qusay ibnu Kilab yang menjadi salah satu leluhur di zaman Rasulullah SAW, pemasangan kiswah ditetapkan menjadi tanggung jawab sepenuhnya masyarakat Arab. Tapi tidak semua suku, hanya suku Quraisy saja. Rasulullah SAW pun juga pernah mengatakan bahwa kain yang digunakan sebaiknya berasal dari Yaman.  

Tapi, di masa kepemimpinan empat penerus setelah Nabi Muhammad SAW, tak terkecuali Khulafa Al-Rasyidin menggunakan kain dari benang kapas. Terdapat lima bagian kiswah yang harus Anda ketahui, yaitu empat sisi serta tirai pintu. Saat ini pun bahan yang digunakan sutera impor khusus untuk Ka’bah. Untuk beratnya sendiri kira-kira membutuhkan 600 kg sutra murni. 

Usulan Bahan Kiswah yang Digantikan dengan Kain Sutra Khuz

Sejak kapan bahan sutra digunakan? Tepatnya pada era kepemimpinan Abbassiyah yang memerintahkan agar kiswah terbuat dari sutra khuz. Pada periode ini, bahan tersebut didapatkan dari Mesir dan Yaman. Kemudian, seiring berkembangnya zaman kiswah didatangkan langsung dari Istanbul Turki yang memiliki kualitas tenunan berkualitas. 

Itulah sejarah singkat mengenai pelindung Ka’bah bernama kiswah yang setiap tahun pasti diganti. Tentunya di hari musim haji dimana semua orang ingin melihat keindahannya. Yuk bersama-sama meningkatkan iman dan Islam sehingga bisa bersama-sama melihat, menyentuh dan mencium Ka’bah. Dengan begitu, rasa syukur dan taqwa kepada Allah SWT akan terus meningkat dan Insya Allah selalu berada di jalanNya. 

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya