Jika sebelumnya Anda belum sama sekali mengenal Hadits Maudhu’, maka perlu diketahui bahwa hadits ini adalah semua bentuk riwayat yang disandarkan pada Rasulullah SAW. Mulai dari perbuatan, perkataan, serta taqrir. Namun, adanya hadits ini tidak benar-benar didapatkan dari Rasulullah SAW. Melainkan hanya dibuat-buat atau palsu yang sifatnya mengada-ada.

Hadits ini sengaja dibuat dengan pernyataan yang belum terbukti kebenarannya hanya untuk mengatasi propaganda politik. Bahkan, terdapat hadits yang berbentuk peringatan kepada siapapun yang membuat riwayat palsu (Hadits Maudhu’). 

Tidak Jarang Hadits Maudhu’ Dijumpai pada Beberapa Kegiatan

Hadits yang dibuat-buat (palsu) ini dianggap cacat karena dibuat dengan kedustaan dari perawi. Karena sudah menyebar sejak tahun 40 H, hingga saat ini masih banyak yang menggunakan Hadits Maudhu’. Buktinya sering kita jumpai di beberapa tausiyah, orasi ilmiah, dan bahkan khutbah Jum.at. 

Salah satu kalimat yang sering kita dengar adalah “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Pada pernyataan ini, tidak ada kejelasan tentang perawinya. Sedangkan di zaman Rasulullah SAW, beliau sama sekali tidak pernah menyuruh para sahabatnya untuk mencari ilmu ke negeri Cina. Padahal, semasa hidup Nabi Muhammad SAW, beliau menjadi tempat semua orang bertanya dan curhat bagi setiap umatnya. 

Hadits Digunakan untuk Kepentingan Golongan Saja

Kemunculan hadits ini diawali dengan adanya fitnah yang membuat agama Islam mengalami perpecahan hingga menjadi tiga kelompok. Karena adanya perpecahan yang seperti ini, akhirnya beberapa pihak berupaya untuk membuat beberapa riwayat palsu dan menyebarkannya ke masyarakat. 

Kota yang pertama kali banyak menggunakan Hadits Maudhu’ adalah Baghdad. Bahkan sebelum hadits palsu ini menyebar, yaitu tahun 2 H ketika banyak muncul propaganda politik. Sama halnya dengan zaman sekarang dimana banyak orang yang menyebarkan berita hoax. Keduanya sama-sama digunakan untuk mempengaruhi masyarakat guna membela politik yang satu dan melawan politik lainnya. 

Adanya Hadits Maudhu’ Membawa Dampak Negatif

Jika kesamaannya adalah mempengaruhi, perbedaan antara hadits Maudhu’ dengan berita hoax adalah ganjarannya. Hadits yang dibuat palsu akan diganjar neraka sedangkan berita hoax akan dikenakan UU ITE. Bagi Anda yang belum mengenal tentang Hadits Maudhu’ maka perlu mengetahui empat dampak negatifnya. 

Tujuannya agar tidak diteruskan hingga masa yang akan mendatang. Keempat dampak tersebut adalah mencemarkan pribadi Rasulullah SAW, mempertajam perpecahan, melemahkan semangat keislaman, dan merusak pemahaman terhadap Islam itu sendir. 

Sudah jelas keempat hal itu tidak akan berpengaruh baik bagi masyarakat. Terutama bagi orang-orang yang tak memahami ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Akan lebih baik jika kita menyebarkan ajaran yang sudah pasti kebenarannya dan benar-benar bersumber dari Rasulullah SAW.

Lakukan Beberapa Hal Ini untuk Mengetahui Mana Hadits Shahih dan Palsu

Lalu, bagaimana cara mengetahui mana riwayat yang asli dengan palsu? Pertama, periksa terlebih dahulu sanadnya. Hadits yang palsu pasti akan menunjukkan kebohongannya dan menunjukkan bahwa riwayat tersebut hanya memiliki satu rawi saja. Kedua, dilihat dari matan atau redaksi haditsnya. Jika hadits yang Anda lihat itu palsu, maka isinya akan berlawanan dengan fakta yang ada dalam sejarah maupun Al-Qur’an.

Ketiga, hadits palsu adalah riwayat yang menganggap lebih salah satu sahabat Rasulullah SAW. Misalnya dengan kalimat keutamaan Ali bin Abi Thalib dibanding sahabat lainnya. Nah, itulah sekilas wawasan yang bisa Anda ketahui mengenai Hadits Maudhu’ yang lebih baik kita hindari. 

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya