Kuma-kuma atau safron (Safron) adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus ("bunga pacar"), sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae.

Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering dikeringkan dan disebut safron yang dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna.
Asal usul Bunga Safron

Safron berasal dari Yunani dan pertama kali dibudidayakan di sana pada abad ke-12. Perlahan, Safron yang terbaik menyebar ke berbagai belahan dunia, seperti Eurasia, Afrika Utara, Amerika Utara dan Osenia.

Tanaman kuma-kuma berasal dari Asia Barat Daya, dan safron bertahan sebagai komoditas rempah menurut timbangan berat yang termahal di dunia selama beberapa dekade.

Safron diekstrak dari stigma bunganya. Proses ekstrak pun harus dilakukan manual, dengan tangan. Selanjutnya, ia harus langsung dikeringkan. 

Sementara itu, lahan untuk menanam Safron akan cepat sekali menipis kandungan nutrisinya. Untuk memperkaya tanah kembali, petani harus menanam kacang atau gandum dan memanennya selama 7-10 tahun di lahan tersebut. Ini, selain masalah ekstrak, membuat produksi Safron sangat jarang dan tentu saja, membuat harganya melambung ke langit.

Minuman berbahan Safron

Bagaimana rasa air dari Safron? Agak pahit dan baunya sedikit menyerupai bau jerami karena mengandung bahan kimia bernama picrocrocin dan safranal. 

Tercatat bahwa Alexander Agung mencampurkan safron dalam minuman, makanan, air mandi, dan bahkan sebagai obat untuk luka yang diderita akibat pertempuran. Pasukan yang dipimpinnya juga ikut-ikutan sebagai pengguna safron dan kebiasaan mencampur safron ke dalam air mandi ikut dibawa pulang ke Yunani.

Menurut laporan dari Heathline, safron mengandung antioksidan yang tinggi sehingga membuat rempah ini bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas, mencegah alzheimer, hingga baik untuk kesehatan jantung. 

Safron juga sudah dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional sejak ratusan tahun lalu. Untuk mendapatkan manfaatnya, safron bisa dikonsumsi sebagai minuman. Meminum safron saat ini juga menjadi sebuah tren kesehatan baru. 

Ada yang perlu diperhatikan dalam mengolah safron menjadi minuman agar nutrisinya tidak hilang. Senyawa biokimia yang terkandung dalam safron sangat kuat tetapi juga sangat halus, sehingga memanaskan atau bahkan merebus safron dapat memecah senyawa tersebut. Selain itu cara tersebut dapat mengakibatkan aroma safron memudar. 

Dilansir dari Saffron Nice, berikut beberapa cara mengolah safron menjadi minuman tanpa menghilangkan kualitas rasa dan nutrisinya: 
  1. Pertama, letakkan sekitar 50-100 miligram safron dalam wadah kecil yang terbuat dari kaca atau keramik. Hindari penggunaan wadah yang terbuat dari logam atau plastik karena dapat menyebabkan safron memiliki rasa yang aneh bahkan kontaminan BPA. 
  2. Masukkan es batu yang sudah dihancurkan ke dalam wadah hingga menutupi sekitar satu centimeter diatas lapisan safron. Pastikan es batu yang digunakan terbuat dari air mineral, bukan air yang mengandung klorin. 
  3. Biarkan safron dan es berada di suhu ruang. Tidak harus diletakkan di tempat yang gelap, tetapi usahakan letakan di tempat yang bercahaya agar safron terpapar sinar matahari. 
  4. Begitu es batu meleleh, campuran safron akan menjadi cairan kemerahan sehingga dapat dicampur dengan minuman apapun seperti susu, teh, jus dan sebagainya. 
Minuman safron dapat disimpan selama 10 hari di dalam lemari es. Tetapi, sebelum menyimpannya, pastikan safron berada di dalam wadah yang tertutup.

Membedakan Safron Asli dan Palsu

Kalau Anda kebetulan ingin membeli Safron, perhatikan warna stigma-stigmanya. Warnanya harus benar-benar merah. Jika Anda melihat ada warna lain seperti putih atau kuning, yakinlah, Safron itu berkualitas rendah.

Walaupun sudah ada pengendalian kualitas dan standardisasi, pemalsuan mutu safron berjalan terus sejak abad pertengahan di Eropa hingga sekarang. Metode pemalsuan yang paling umum di antaranya dengan mencampur bahan pengisi seperti umbi bit, serat buah delima, serat sutera yang disepuh merah, atau tangkai putik berwarna kuning yang tanpa rasa dan tanpa bau.

Cara klasik untuk menambah berat safron yang belum digiling adalah dengan mencelupkannya ke dalam madu atau minyak sayur. Dibandingkan safron yang belum digiling, safron bubuk justru lebih mudah dipalsukan kemurniannya dengan campuran kunyit, paprika, dan bahan pengisi lain. Pemalsuan juga dilakukan dengan memasang label yang tidak sesuai dengan mutu safron.

Di India, safron Kashmir bermutu tinggi sering dicampur dengan barang impor dari Iran dan kemudian dijual sebagai safron Kashmir asli.

Manfaat Safron Bagi Pria dan Wanita

Kemampuan Safron memberi warna kuning pada makanan sangat luar biasa. Satu gramnya bisa dipakai mewarnai 24 porsi makanan. Tak hanya di sini, ekstrak Safron juga dimanfaatkan di pabrik sebagai aroma parfum dan pewarna pakaian.

Selain untuk makanan, Safron juga digunakan sebagai obat. Kabarnya, Safron bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti asma, batuk rejan dan mengurangi dahak. Ia juga digunakan untuk mengatasi insomnia, kanker, depresi, Alzheimer, shock bahkan mempertebal arteri dan menghaluskan kulit kering. Selain itu, Safron dimanfaatkan untuk mengatasi kejang sebelum dan saat menstruasi, mengobati ejakulasi dini, kemandulan sampai kebotakan.

Hafidz Quran sebagai Pengusaha Safron

Taqy Malik kini tidak hanya dikenal sebagai hafiz Al Quran, tapi juga sebagai pengusaha muda yang sukses.

Salah satu kesuksesannya dibuktikan dengan unggahan di Instagramnya dimana ia bersama dua orang rekan lainnya naik jet pribadi.

Ternyata salah satu sumber pundi-pundi rupiahnya yakni dari hasil berdagang Safron yang merupakan salah satu jenis rempah termahal dan terlangka di dunia.

Safron sendiri memang sedikit asing bagi telinga masyarakat Indonesia, namun bumbu dapur satu ini ternyata menyimpan sejuta khasiat baik bagi tubuh.

Banyak di jual di tanah Arab, harga Safron pun tidak main-main. Salah satu jenisnya bahkan bisa mencapai Rp 480 juta per kilonya.

Bukan tanpa alasan, harga Safron yang sangat tinggi tersebut dikarenakan jenisnya yang kini mulai langka dan proses panen yang rumit, ditambah lagi segudang khasiat untuk kesehatan.

Di Indonesia sendiri masih terbilang jarang pengusaha yang menjual bumbu dapur spesial ini.

Melihat peluang bisnis ini, mantan suami Salmafina Sunan, Taqy Malik akhirnya terjun menggeluti bisnis jual Safron yang ia kembangkan di media sosial Instagram.

Seperti tampak pada Instagram Taqy Malik, duda muda ini menjelaskan mengapa Safron begitu spesial.

Pantas Taqy Malik Makin Tajir, Sukses Dagang Safron yang Capai 480 Juta per Kilo, Ini 5 Khasiatnya (Instagram @taqymalik)

Menurut keterangan Taqy Malik, Safron dipanen dengan tangan dari bunga Crocus sativus, yang umumnya dikenal sebagai "Safron crocus."

Safron sendiri berasal dari tangkai putik bunga yang mekar, sedangkan dalam satu bunga tersebut hanya terdapat tiga putik saja.

Dengan demikian, 1 kilogram Safron membutuhkan setidaknya 500.000 bunga atau setara dengan luas lapangan sepak bola.

Referensi Sumber: WikipediaTirto.idIslamIndonesia, Surya.co.id 
Foto: Shutterstock dan IG

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya